"Farki? Waktu itu yang nelpon Pak Rozak memang Farki sih.. Sekilas gue lihat di gawainya Pak Rozak. Emang lo kenal Farki, Ken?" Rasa ingin tahuku mulai membuncah ketika mendengar nama Farki. Nama ini yang selalu mengusikku hampir setiap waktu.
"Farki itu anak lulusan S2 jurusan kita, Re. Teman seangkatannya Kak Zaki.." Kenny mulai menjelaskan. "Dan... Gue suka sama dia, Re.. Gue naksir dia!" Kenny menatap mataku. Ada cahaya cinta yang berkilau dimatanya. Cahaya yang tulus.
Yang aku tahu, selama ini Kenny tak pernah bercerita tentang masalah hatinya. Dia terlalu sulit untuk masalah percintaan. Ketika Lala berceloteh bahwa dia suka sama Rado, Dilan, Nemo, Aji dan masih banyak lagi, Kenny, hanya menggodanya. Begitupun saat aku ditembak Kak Zaki dengan surat tempo hari, Kenny hanya mensupportku tanpa pernah cerita adanya laki-laki yang dia sukai.
"Tapi gue ga pernah bisa nyapa dia. Dia terlalu angkuh untuk sekedar nyapa gue. Padahal gue cuma pengen dia tahu nama gue, Re! Gue pengen dia kenal gue. Setidaknya dia tahu ada Kenny. Itu aja! Tapi ga bisaaaa, Re..." Tangis Kenny pecah lagi. Kembali, aku benar-benar bingung kenapa Kenny bisa sesedih ini. Namun mulutku masih enggan bertanya. Kubiarkan Kenny menumpahkan segala rasanya.
"Gue iri sama lo, Re. Lo ga suka sama Kak Zaki, tapi lo ditembak Kak Zaki. Gue yang cuma pengen bisa kenalan sama Farki, itu susah banget, Re..." Kenny menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Hhhh... Semua ini adalah masalah perasaan. Kalau ditanya, aku lebih memilih untuk enggak ditembak oleh Kak Zaki.
"Re.. Lo mau kan bantu gue?" Kenny memegang pundakku. Menatapku lekat-lekat. Aku tak berkutik. Namun ada sesuatu yang mengganjal di hati. Entahlah.
"Bantuin biar Farki kenal sama gue!" Lanjut Kenny mengiba.
"Caranya?" Akhirnya aku bersuara. Walau sebenarnya tak yakin apa aku mampu.
"Kita pura-pura nanya bagaimana cara melanjutkan S2 disini. Biayanya, jadwal kuliahnya, apa aja deh. Yang penting bisa memperkenalkan diri ke Farki. Ya ya ya, pliiiissss!" Kenny mengerutkan dagunya tanda memohon.
"Mmhmmm.. Ken,yang namanya Farki aja gue ga tau," Aku menggaruk-garuk kepalaku yang dilapisi kerudung. Tidak gatal, hanya tanda kalau sedang berpikir keras.
"Nanti gue kasih tahu. Gue yakin pasti lo udah sering lihat, tapi ga tau namanya aja.." Nampaknya Kenny optimis sekali kalau aku bisa membantunya.
"Lala tau?" tanyaku kemudian.
Kenny menggeleng. "Gue ga pengen Lala tahu, bisa berabe nanti. Berisik! Gue cuma cerita sama lo. Gue percaya kalau lo bisa diandalkan, Re.." ucap Kenny dengan mata yang sungguh mengharapkan bantuan.
Hhh... Lagi-lagi aku menghela napas.
Ya Tuhaaaan...
Urusanku dengan Kak Zaki saja masih seperti benang kusut. Sekarang ditambah lagi Kenny meminta bantuan agar dirinya bisa dikenal oleh Farki. Lalu urusanku sendiri bagaimana ini? Ya, urusan hatiku dengan laki-laki berkacamata yang menjengkelkan itu. Laki-laki yang telah mengajariku tentang arti merindu.
Urusanku dengan Kak Zaki saja masih seperti benang kusut. Sekarang ditambah lagi Kenny meminta bantuan agar dirinya bisa dikenal oleh Farki. Lalu urusanku sendiri bagaimana ini? Ya, urusan hatiku dengan laki-laki berkacamata yang menjengkelkan itu. Laki-laki yang telah mengajariku tentang arti merindu.
Bersambung...
#onedayonepost
#ODOPbatch5
#tantangan
#tantangancerbung5
#ODOPbatch5
#tantangan
#tantangancerbung5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungannya ya..
Silahkan tinggalkan komentar sesuka hati asal sopan dan tunggu kunjungan balik saya ke blog teman-teman^^