Minggu, 11 Maret 2018

Rindu yang Sempurna #6 : Senyuman Termanis

Baiklah, langkah pertama yang akan kutempuh adalah menemui kak Zaki. Percaya atau tidak, dua pekan pasca Kak Zaki memberikan surat kepadaku lewat Lala, kami tak pernah saling sapa. Aku harus memberanikan diri untuk menemuinya. Bertanya langsung apa maksud isi suratnya dan apa keinginannya. Tapi bagaimana cara menghubunginya, sedang aku tak punya kontaknya.

***

Pagi ini sangat cerah. Aku berjalan memasuki fakultas MIPA, lalu seperti biasa, aku ingin duduk santai terlebih dahulu di bawah pohon beringin favorit. Kulihat jam tangan di pergelangan kiri, masih jam 07.37. Mata kuliah pertama masih sekitar 23 menit lagi. Santai sejenak sambil menghirup udara pagi. Apalagi duduk di bawah pohon, banyak oksigen pastinya.

Aku duduk lalu mengambil gawai dari dalam tas. Mengecek satu persatu chat yang dari semalem belum kubuka. Tak ada yang terlalu penting. Aku menggenggam gawai lalu menarik napas. Dari tempatku duduk, aku bisa melihat ke arah jalan depan fakultas. Mengamati satu persatu mahasiswa yang baru saja datang.

Aku teringat Kak Zaki. Misi pertamaku harus segera diselesaikan,agar bisa beranjak ke misi 2 dan 3. Aku mengernyitkan kening, berpikir bagaimana caranya agar bisa bertemu dengan Kak Zaki.

Pucuk dicinta ulam tiba. Itu Kak Zaki! Baru turun dari bikun, sebutan untuk bis kuning yang berada di UI sebagai kendaraan mahasiswa di dalam kampus.


Aku berdiri dan bergegas jalan ke arahnya. Tetapi... Langkahku terhenti. Tangan dan kakiku tetiba dingin. Jantungku berdegup kencang. Alamaaakk... Kenapa aku mendadak grogi begini. Sialnya, kalau tanganku sudah dingin dan grogi, aku pasti kebelet buang air kecil. Ini penyakitku dari kecil. Huh!

Tapi kuberanikan diri menyapa Kak Zaki. Ini kesempatan, Re! Bathinku. Walau sejujurnya jantungku mau copot.

Aku meneruskan langkah sambil merapihkan t-shirt dengan menarik-nariknya ke bawah. Tak lupa kubenahi kerudungku yang di kening, memastikan tetap lurus. Kupasang wajah terbaikku. Dan ya, harus senyum, harus senyum! Ingat!

"Assalamu'alaykum Kak..," Sapaku kepada Kak Zaki dari arah kirinya.

Ia memberhentikan langkahnya dan  menoleh ke arahku. Ia ternganga. Tampak raut wajahnya begitu kaget.

"Wa'alaykumussalam warohmatulloh wa barokaatuh.." Jawabnya dengan sangat lembut kemudian disertai senyuman yang manis. Sangat-sangat manis.

Nyesss... Hatiku tersihir dengan suara dan senyumannya. Tidak, aku tidak boleh gagal fokus. Ingat tujuan utamamu Re! Ingat!

"Bisa saya minta waktunya sebentar, Kak?" oemji, suaraku terasa bergetar. Semoga Kak Zaki tidak menyadarinya.

Ia mengangguk tanda setuju.

"Disini?" tanyaku.

"Ya!" Jawabnya dengan senyum yang.. Masya Allah...

"Sambil berdiri?" Aku meyakinkan

Ia mengangguk lagi.

Bersambung... 

#onedayonepost
#ODOPbatch5
#tantangan
#tantangancerbung6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungannya ya..
Silahkan tinggalkan komentar sesuka hati asal sopan dan tunggu kunjungan balik saya ke blog teman-teman^^