Selasa, 06 Maret 2018

Rindu yang Sempurna #1 : Lelaki Itu

Laki-laki itu lagi. Entah mengapa setiap berpapasan dengannya aku merasa risih. Padahal aku sama sekali tidak mengenalnya. Namanyapun tak tahu dan kurasa tidak perlu untuk mengetahuinya. Toh aku tidak pernah berurusan dengannya. Setidaknya sampai detik ini.

"Hai, jangan keseringan melamun!" suara Lala mengagetkanku. Menepuk bahuku sambil menaruh wajahnya tepat di hadapanku. 

Aku menghela napas. "Bisa gak ya jangan ngagetin mulu, huh!" Aku cemberut.

"Napa sih lo? kesurupan? kesambet?" Ledek lala sambil menyeringai.

Lala anak yang ramai. Walaupun bicaranya ceplas ceplos, tapi sesungguhnya Lala sangat perhatian kepada para sahabatnya. Lala pasti tahu kalau sahabatnya sedang bahagia ataupun ketika sedang ada masalah. Walau terkadang tidak ada solusi darinya,tapi Lala selalu membuat suasana jadi gembira.

"Naik yuk,sebentar lagi mata kuliah Pak Rozak. Kalau telat lo bakal diterkam sama doi! Aaauuuummm..." Lala menirukan suara singa sambil kedua tangannya memeragakan seperti siap memangsa dengan mata melotot. 


Aku terkekeh sambil melirik jam tangan. Pukul 12.55. Lima menit lagi jam mata kuliah kimia organik akan dimulai. Aku masih enggan beranjak dari tempat duduk yang terbuat dari semen yang mengelilingi pohon beringin ini. Ini adalah salah satu pohon beringing yang paling rindang di halaman fakultas MIPA. Membuat orang yang beristirahat betah berlama-lama. Termasuk aku. Disini adalah tempat favoritku untuk melamun, eh.. untuk melepas lelah setelah kuliah  maksudnya.

"Et dah si cewek cantik ini yak, beneran mau diterkan Pak Rozak kayaknya!" kali ini Lala terlihat gemas kepadaku yang sedari tadi masih belum beranjak dari tempat duduk.

"Iya iya.. Sabar laaah!" aku mengambil gawai dari dalam tas. Lalu ku klik kamera, kemudian ku klik kamera depan. Yap, aku bercermin menggunakan gawai. Membetulkan jilbabku terlebih dahulu kemudian bergegas berdiri dan menggandeng Lala dengan tangan kiri sedang gawai masih di tangan kananku. Aku sedikit menggeret Lala untuk berjalan lebih cepat. Hihi.. Aku tak mau diterkam oleh Pak Rozak.

Kami terus berjalan agak cepat menuju gedung kuliah lalu masuk gedung langsung belok kanan dan whuss segera melesat menaiki satu persatu anak tangga menuju lantai 3. Baru saja naik beberapa langkah, aku nyaris menabrak seseorang. O ow.. Laki-laki itu lagi. Dia mau turun. Sesaat kami beradu pandang. Tak ada senyum apalagi kata maaf diantara kami berdua. Kami sama-sama terdiam.

Hmmm... Seharusnya memang aku yang meminta maaf, karena jalan yang seharusnya untuk orang turun,sudah aku pakai. Lala di sebelah kiri sedang aku di sebelah kanan, otomatis orang  yang turun tidak kebagian jalur. Ya, aku menyadari kalau aku yang salah. Tapi tetiba saja lidahku menjadi kelu untuk mengucapkan walau hanya satu kata 'maaf' untuknya. Dan, yaa aku melanjutkan langkahku kembali, berbarengan dengan Lala kami menaiki anak tangga. Sedikit berlari. Berharap hari ini tidak diterkam oleh Pak Rozak, hahaha.

Bersambung... 

#onedayonepost
#ODOPbatch5
#tantangan
#tantangancerbung1

4 komentar:

Terimakasih atas kunjungannya ya..
Silahkan tinggalkan komentar sesuka hati asal sopan dan tunggu kunjungan balik saya ke blog teman-teman^^