"Bundaaaa..." teriak Akhtar dari dalam kamarnya pada suatu malam menjelang tidur.
Sontak saya berlari kecil menuju ke kamarnya. Ini teriakan tidak biasa. Ada apakah?
Saya membuka pintu kamar Akhtar dengan tergesa.
"Ada apa, Nak?"
"Ada suara-suara aneh, Bunda.." jawabnya dengan menitikan air mata.
"Ada suara-suara aneh, Bunda.." jawabnya dengan menitikan air mata.
Saya terkejut. Kok bisa sampai menangis cuma karena mendengar suara aneh.
"Suara apa?" selidik saya.
"Ga tau... suaranya kayak benda jatuh di dalam kamar ini.." suaranya terdengar seperti orang ketakutan.
Tak lama kemudian terdengar suara Ckckckckckck...
Hastagah!
rupanya ada cicak di dalam kamar Akhtar. Cicaknya sangat mengganggu. Harus segera dibunuh.
Suami saya dengan sigap mengejar cicak untuk membunuhnya. Mengapa harus dibunuh? Karena Cicak adalah salah satu binatang yang sangat legendaris dalam sejarah agama Islam. Reptile merayap berkaki empat yang sering terlihat berkeliaran di dinding dan langit – langit rumah ini termasuk ke dalam binatang terkutuk hingga akhir zaman. Hal ini dikarenakan cicak disebut sebagai binatang perantara setan yang memusuhi dakwah.
Sekilas akan saya tuliskan sejarah islam mengenai cicak.
Kisah cicak ini terjadi saat Nabi Ibrahim as dilempar hidup-hidup ke dalam kobaran api yang telah disiapkan oleh Namrud Ibn Kan’an, ia adalah seorang raja yang pertama kali mengaku-ngaku sebagai Tuhan dari kerajaan Babilonia atau yang sekarang dikenal dengan Negara Irak.
Dalam peristiwa ini dikisahkan terdapat dua ekor binatang yang turut berperan, yakni semut dan cicak. Jika semut berpihak pada Nabi Ibrahim as maka cicak malah berpihak kepada sang raja, Namrud Ibn Kan’an.
Dalam cerita itu semut dengan susah payah berlari-lari membawa butiran butiran air yang ada di mulutnya untuk memadamkan kobaran api yang membakar tubuh Nabi Ibrahim as. Kemudian seekor burung berkata mewakili keheranan semua binatang yang menyaksikan peristiwa tersebut.
“Tidak mungkin setetes air yang ada di mulutmu mampu memadamkan kobaran api yang sangat besar itu.” sahut si burung.
Namun kemudian semut menjawab “Memang air ini tidak akan bisa memadamkan api itu, tapi ini kulakukan paling tidak semua akan melihat bahwa aku di pihak yang mana.”
Dari peristiwa tersebutlah akhirnya banyak hadis yang mengisahkan tentang bagaimana peranan cicak dalam mempersulit penyebaran Islam pada masa Nabi Ibrahim AS.
Di antaranya adalah dalam sebuah hadis muslim yang mengisahkan bahwa cicak adalah tersangka utama yang meniup dan memperbesar kobaran api sehingga membakar Nabi Ibrahim.
“Dahulu, cicak-lah yang meniup dan memperbesar kobaran api yang membakar Ibrahim.” (HR. Muslim).
Oleh sebab itu, membunuh cicak sangat dianjurkan.
Hukum membunuh cicak dalam agama Islam adalah Sunah. Hal ini disebabkan oleh kisah cicak yang akhirnya berpihak kepada Namrud Ibn Kan’an untuk ikut membakar Nabi Ibrahim AS. Beberapa hadis bahkan sangat menganjurkan umat muslim untuk membunuh cicak yang mendapat gelar sebagai hewan fasiq dari Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang membunuh seekor cicak dengan satu pukulan dicatat baginya seratus kebaikan, dalam dua pukulan pahalanya kurang dari itu, dalam tiga pukulan pahalanya kurang dari itu.”
(HR. Muslim).
#onedayonepost
#ODOPbatch5
#ODOPbatch5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungannya ya..
Silahkan tinggalkan komentar sesuka hati asal sopan dan tunggu kunjungan balik saya ke blog teman-teman^^