Alkisah di sebuah rumah kontrakan tinggallah empat orang pemuda. Mereka adalah perantau PNS dari Jakarta yang ditempatkan kerja di Aceh. Semuanya masih single alias perjaka tong-tong. Kenapa tong-tong? Karena kalau ting-ting identik dengan perempuan. Lagipula kalau anak laki-laki biasanya sering dipanggil otong.
Keempat pemuda tadi memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda.
Yang pertama ada Iskandar. Panggilannya Bengis alias Bang Is. Tubuhnya tinggi dan besar. Wajahnya sangar dan berjenggot. Perutnya sedikit buncit. Suaranya menggelegar. Kalau ada tukang jajanan lewat depan rumah, biasanya yang bertugas memanggil tukang adalah Bengis. Karena dari jarak 100 meter suara Bengis dapat terdengar dengan jelas. "Bang, sini lah kau! Mau duit gak kau!" begitu teriakannya kepada tukang yang dipanggil.
Bengis ini keturunan orang tua yang kaya raya. Pernah suatu ketika, ketiga kawannya ini berkunjung ke rumah Bengis. Pada saat dipersilahkan makan,meja makan yang berukuran 3x2 meter penuh dengan segala jenis makanan. Ada rendang daging, soto ayam, ayam bakar, ayam goreng, gado-gado, sayur asem, sayur lodeh, es pisang ijo, puding susu dan segala macam kue. Pepatah yang diterapkan pada keluarga Bengis dari nenek moyangnya adalah, lebih baik mati kekenyangan daripada mati kelaparan.
Yang kedua ada Ahmad Dzulkarnain. Paggilannya Adun. Orangnya pelupa. Apa-apa musti diingetin. Pernah malam hari sepulangnya dari Medan, Adun terburu-buru masuk rumah. Bolu Meranti miliknya tertinggal di teras rumah persis di depan pintu. Pagi harinya terdengar suara ramai krusak krusuk di teras depan pintu. "mbeeekkk... mbeeekkk..." omaaakkk beberapa kambing sedang asyik mengunyah bolu meranti milik Adun.
Yang ketiga ada Yusuf, biasa dipanggil ucup. Berkulit putih, berkacamata minus. Sedikit gemuk tapi tidak begitu tinggi. Ucup ini dikasih label oleh kawan-kawannya yaitu PriMus alias Pria Musholah. Betul, Ucup ini rajin sekali ke musholah atau masjid untuk menunaikan ibadah sholat.
Suatu malam setelah Ucup selesai sholat isya,ia berjalan keluar masjid sambil sibuk menerima telepon dari HPnya. Sedang asyik berjalan sambil bercengkerama di telepon, Ucup keluar gerbang dan tetiba saja tangan kanan Ucup yang sedang menggenggam Hp kepentok pagar. Dan... plung! Suara Hp kecemplung di selokan.
Ucup ternganga. Lampu Hp masih menyala di dalam selokan. Untungnya cetek. Dia tengok kanan kiri, tak ada orang. Ucup menyingsingkan sarung yang dipakainya sampai ke pinggang. Lalu melepas sandal kemudian berjongkok. Lututnya menempel pada aspal. Tubuhnya condong ke selokan,tangan kanannya berusaha meraih Hp sedangkan tangan kiri menopang tubuhnya yang gempal. Naas, keseimbangan Ucup sedang tidak bagus. Byuuurrr! Malam itu Ucup mandi di selokan bersama Hpnya.
Yang terakhir ada Suryo Prawiro, sebut saja Ujo. Orangnya cuek banget. Nyantai, selow dan yaaa bisa dibilang lelet. Ceritanya, pernah waktu itu ada gempa, Ujo sedang berada di kamar mandi. "Jo! Ujo! gempa, Jo! keluar, Jo!" teriak Bengis. "Aduuuh... nanggung ni Bang, mules banget guwe!"
#onedayonepost
#ODOPbatch5
#tantangan4
#cerpenkomedi
#ODOPbatch5
#tantangan4
#cerpenkomedi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungannya ya..
Silahkan tinggalkan komentar sesuka hati asal sopan dan tunggu kunjungan balik saya ke blog teman-teman^^