Secuil Cerita Tentang Rumah Kami

Rumah kami berada di dalam sebuah cluster yang berisi 120 unit rumah. Kebetulan, rumah kami berada di blok yang jalannya tidak terkait dengan blok lainnya. Bisa dikatakan jalan buntu, begitu. Sebenarnya,kami tidak mempunyai alasan-alasan khusus ketika 2 tahun yang lalu memutuskan untuk membeli rumah dan memilih blok yang paling ujung. 

Kala itu,kami menemani kakak saya yang sedang mencari rumah. Bertemulah kami dengan cluster ini. Kakak saya sangat tertarik dengan perumahan ini,begitu pula dengan kami. Tapi kami hanya bisa gigit bibir saat mengetahui harganya. Kami menyadari bahwa tabungan kami masih jauh dari cukup untuk membeli satu unit rumah dengan tipe terkecil sekalipun di cluster ini.

Hari berganti bulan. Kakak saya tidak jadi membeli rumah disini karena suatu hal. Namun berbeda dengan kami. Saat itu ada rezeky yang berlebih-lebih datang kepada kami hingga akhirnya kami dapat membeli rumah  disini. Allahu Akbar! Allah Maha Kaya! Tiada yang tidak mungkin di dunia ini jika Allah berkehendak. 

“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina “. (QS. Ghafir: 60)

Anak-anak bebas main di pelataran blok

Mengapa kami sangat senang bisa memiliki rumah di cluster ini? Yang pertama, karena bentuknya cluster jadi lingkungannya nyaman. Anak-anak bebas main di luar rumah apalagi blok yang kami tempati jalanannya buntu. Lalu lalang kendaraan hanya sesekali itupun warga sesama blok alias tetangga dekat, hihi.

Yang kedua,suami saya menginginkan rumah di daerah Pondok Aren sejak lama. Alasannya sederhana, beliau belum bisa move on dari daerah sini. Mungkin 3 tahun kuliah di daerah sini memberikan kesan spesial di hati beliau,hehehe.

Begitulah kiranya secuil cerita tentang rumah kami. Insyaa Allah besok akan saya lanjutkan tentang keseruan para bocil bermain di pelataran blok rumah kami. 

#onedayonepost

#odopbatch5