Pemotongan hewan kurban di kantor suamiku dilaksanakan 2 hari setelah Hari Raya Iedul Adha,tepatnya hari kamis 17 Oktober 2013 atau 12 dzulhijjah 1434H. Agak telat memang,tetapi itu sudah keputusan dari kantor,mengingat tidak mau mengganggu waktu libur pegawai dengan keluarganya jadi pemotongan hewan kurban dilaksanakan pada hari kamis,ini menurutku sih,hehe. Tidak ada yang
salah,karena menurut Hadist pemotongan hewan kurban boleh dilaksanakan 3 hari berturut-turut yakni pada tanggal 10,11 dan 12 dzulhijjah.
Hewan kurban di kantor suami ada 3 ekor sapi dan 1 ekor kambing. Yang 2 ekor sapi sudah diserahkan ke masjid/lembaga sosial di daerah dekat kantor,jadi tinggal 1 ekor sapi dan 1 ekor kambing yang ada di kantor. Saat pemotongan tiba,yang bertugas di lapangan hanyalah pegawai yang bertindak sebagai panitia Idul Adha sedangkan pegawai lainnya tetap bekerja pada kursinya masing-masing. Suamiku termasuk salah seorang yang menjadi panitia,seksi sibuk tepatnya. Jadi beliau sok sibuk mondar mandir mengerjakan apa saja yang sekiranya bisa dikerjakan olehnya,hehe.
Saat sedang duduk beristirahat,suami mendengar perbincangan dua orang pegawai cleaning servise yang berada tak jauh dari tempat duduknya . Panggil saja bang Mumun dan bang Dadang. Mereka berdua asyik bercakap-cakap sampai tiba percakapannya sebagai berikut:
Bang Mumun: "ini sapi berapa kilo ya beratnya? ada 1 ton ya?"
Bang Dadang: "Mana ada 1 ton.. paling 70 apa 80 kilo lah" dengan logat Acehnya yang khas.
**sementara mereka berdua melanjutkan perbincangan kembali,entah berdebat atau apalah..
Bang Dadang: "Mana ada 1 ton.. paling 70 apa 80 kilo lah" dengan logat Acehnya yang khas.
**sementara mereka berdua melanjutkan perbincangan kembali,entah berdebat atau apalah..
#GLEKKK!!! suami yang mendengar jawaban bang Dadang tak kuasa menahan tawa dalam hati dan membathin geli,"wew.. 70 atau 80 kilo? gue sama kayak sapi donk". #suami memang gemuk,jadi beratnya sekitar segitulah,hihi.
Tak mau mencampuri obrolan asyik mereka,suami hanya senyam senyum sendiri sambil mengamati si sapi lagi di potong-potong.
Tak mau mencampuri obrolan asyik mereka,suami hanya senyam senyum sendiri sambil mengamati si sapi lagi di potong-potong.
Selidik punya selidik,ternyata sebelum bang Dadang ngobrol dengan bang Mumun,dia baru saja mendengar ucapan pak kepala seksie dengan salah seorang panitia yang berkata bahwa berat sapi yang sudah di potong-potong ini kira-kira 70 sampai 80 kilo. Oalaaaah,,jadi bang Dadang berpatokan dari situ toh. Padahal bang Mumun nanyanya berat sapi keseluruhan (utuh),bukan yang sudah dipotong,hehe.
Salah sambung seperti ini sering terjadi dalam kehidupan kita. Seringkali yang terucap di mulut ga sesuai dengan yang di otak. Tak jarang pula ketika ada yang bertanya sesuatu karena kita masih terngiang-ngiang ucapan sebelumnya,jadi jawaban kita nyambungnya kesana..bukan kesini,hehehe.
Hehe..bener salah sambung tuh, ada juga sapi yang baru lahir bisa juga beratnya segitu hihi..
BalasHapusoiya ya,bayi sapi ya. atau sapi batibul (bawah tiga bulan) :D
Hapusberarti sapinya habis di imunisasi tuh
Hapuskarena masih bayi ya,hehe
HapusBetul... betul... saya sering banget kayak gitu. Otak sama ucapan kadang nggak sinkron, hahaha....
BalasHapusapalagi kalau perut lagi lapar ya mas :D
HapusSalah sambung memang bikin repot, bisa berabe tuh. Hehehe
BalasHapuskalau masalahnya penting bisa kacau ya mang,hehehe
Hapuskalau salah sambung ya dilepas lagi ikatannya Mbak, kemudian disambung lagi ke yang benar...hehehe
BalasHapussaya dan suami yang tiap hari ketemu aja sering salah sambung Mbak, apalagi dengan orang yang jarang jumpa...hahaha
masalahnya sudah diikat mati mbak :D
Hapusiya ya mbak,salah sambung lah,salah dengar lah,salah ngerti lah.. tapi jadi lucu kalau hal2 yang tidak terlalu penting,hehehe
salah sambung itu missing track ya ? kayak sepur aja
HapusAsal jangan salah paham saja mbk :D
BalasHapuskalau salah paham musti diklarifikasi ya :D
Hapussalsa ini emang bikin ga nyambung :D
BalasHapusapalagi goyang india :D
Hapussalah sambung memang menjadi hal lucu bagi orang yang mendengarkannya. Tp yang ngomong salah sambung itu asli tidak menyadarinya, soalnya saya sering sih salah sambung. hehehe
BalasHapusbetul.. betul.. malu juga rasanya kalau sudah sadar,hihihi :D
Hapusgpp salah sambung yg penting gag salah makan.. he2x
BalasHapustapi kalau makanannya yang kita suka malah asik mas,hehe..
HapusTerkadang bisa berujung jadian..
BalasHapusDari salah sambung :)
kayaknya pengalaman nih,hehehe
Hapusrupanya terjadi salah pengertian hahaha..
BalasHapusberantem gara2 salah faham
berarti saya lebih berat dari sapi dong #eh
untungnya cuma salah pengertian ya mas,andai bener sapi beratnya segitu? kita-kita sama kayak sapi ya..hehehe
HapusKalo dapet dagingnya segitu lumayan kecil juga sih sapinya, hehehe
BalasHapusitu daging tok mas,,tanpa tulang,hehee
HapusHihihihi....
BalasHapus