Jumat, 27 April 2018

Sate Matang


Apa yang pertama kali terbersit di benak kita saat mendengar kata
Sate Matang’?

-       Sate yang dibakar sampai matang…
-       Namanya makan sate ya harus matang lah…
-       Ya sate pasti matang dong…

Dan sebagainya…dan sebagainya…

Sah-sah saja berpikiran seperti itu. Dulu ketika saya mendengar kata sate matang, pikiran saya yaaa seperti itu, hehehe.

Tapi maksud dari sate matang disini bukanlah yang seperti saya tulis diatas. 

Sate matang disini adalah sate yang berasal dari daerah Matangglumpangdua, Kabupaten Bireuen, Propinsi Nangroe Aceh Darussalam.  Matangglumpangdua atau lebih sering diucap Matang adalah nama tempat yang strategis terletak 12 Km arah timur pusat Kota Bireuen.


Sate Matang ini sangat populer di wilayah Aceh. Tadinya saya pikir yang namanya sate ya tidak lebih dan tidak kurang hanya daging ayam/sapi/kambing yang dipotong kecil-kecil terus ditusuk pake lidi (namanya tusukan sate kali yaaa) terakhir dikasih bumbu kacang. Selesai.

Namun rupanya pikiran saya salah. Setelah saya diajak suami untuk sekedar mencicipi apa itu yang namanya sate matang, yang kata beliau sih enak, tapi itu kan menurutnya, belum tentu menurut saya enak. Soalnya beliau mah kalo sate dibilang enak semua, hihi. Barulah saya tau ternyata satu porsi sate matang itu berisi satu piring nasi, satu piring sate (isi 10 tusuk), satu piring bumbu kacang dan satu piring soto. Satenya besar-besar, sebesar ibu jari, satu tusuk berisi tiga potong daging kambing.

Sate matang selalu menggunakan daging kambing muda.

Tuk, tuk, tuk suara botol kecap dihempas keras ke kayu. Suaranya keras sekali, sampai saya kaget mendengarnya. Botol yang dikocok kuat hingga mengeluarkan buih, inilah yang menjadi ciri khas penyajian sate matang.


Waaw,,cukup menarik lah untuk pandangan pertama.

Emmm... Baiklah, sekarang waktunya saya untuk berbicara soal rasa.

Rasanya??? Yeeaaahh sangat istimewa. Perpaduan antara bakaran sate dengan bumbu kacangnya sangat pas. Bumbu kacang disini sengaja tidak dibikin lembut,tapi kasar, jadi berasa seperti makan kacang saja,hehehe…(lagi-lagi ini menurut saya)

Untuk sotonya,berisi lemak daging dan kentang. Kuahnya berwarna kuning diatasnya ditaburi daun seledri dan bawang goreng yang menambah sedapnya soto ini. Alamaaaak mantabh pisan euy (kalo kata orang sunda mah),hihihi ;p

Satu porsi sate matang dihargai 35.000 rupiah. Tapi tergantung yang jualan juga siiiih, hehehe. Tapi setahu saya sih rata-rata harganya berkisar 30.000-35.000 dan dijamin udah kenyang buangedh…  ;)

Untuk teman-teman yang belum pernah nyobain sate matang, sok ateuh dicobain kalo lagi main ke Bireuen. Tapi jangan lupa yaaah,sate matang yang asli adanya di daerah Matangglumpangdua. 

Ehmmm,
ternyata suamiku benar.. 
satenya memang ueeeenak...
Jadi kangen Bireuen dan sate matangnya. 

#onedayonepost 
#ODOPbatch5 
#tantanganpekankeempat

2 komentar:

Terimakasih atas kunjungannya ya..
Silahkan tinggalkan komentar sesuka hati asal sopan dan tunggu kunjungan balik saya ke blog teman-teman^^