Jumat, 12 Agustus 2011

Surat cinta untuk Kekasih

25 Oktober 2010M
17 Zulqaidah 1431H

Teruntuk:  Suamiku, Pahlawan hatiku, Imam Rumahtanggaku,
Ayah dari anak-anakku.., Supriadi…


Bismillaahirrahmaanirrahiim

Terkisah dua insan dalam butir-butir doa dan cintanya. Lembaran hidup dimulai dan tertulis tujuh belas hari setelah hari kemenangan umat muslim sedunia. Janji yang terucap begitu indah mendayu bagai syair munajat kepadaNYA. Iringan tasbih dan jutaan syukur melantun tanpa henti ketika restu dan RidhoNYA manghalalkan segala yang hakiki. Kumandang Takbir pecah bersamaan menetesnya bulir suci airmata syahdu yang tak mampu melihat sekeliling. Allahuakbar Subhanallah walhamdulillahirabbilalamiin,hanya itu yang dapat terucap dalam hati.
Sejak lama aku berdiri dalam sepinya rongga hati,tak satupun yang mampu menjawab gelisahnya rasa. Hanya kepadaNYA kubertanya lewat setiap sujudku ini kapankah tiba hari yang dinanti itu. Sempat kumerana karena tersayat,luka hati kian parah menanti kisah kasih tak kunjung datang. Rahasia itu hanya DIA yang tahu,menuntunku untuk tetap sabar menanti dan akhirnya ikhlaspun jadi sandaranku.
Walau aku senyum bukan berarti bahagia dalam hari. Ada yang tak ada di jiwaku ini. Kubertemu dirimu disimpang hidupku dan berharap mungkin akan ada cerita cinta yang akan kita ukir bersama. Walau awalnya tak pasti ku berusaha untuk meyakinkan dirimu bahwa wanita ini seorang yang baik-baik,hanya saja ia butuh bimbingan. Walau hatimu masih meragu ku tetap mencoba meruntuhkan dinding hatimu yang keras bagai karang di tepi laut. Aku ingin merajut cinta bersamamu apakah salah rasa ini. Bathin ini pernah hancur ketika kau tak menghiraukanku bahkan kau sempat menghilang tanpa pesan walau hanya sekejapan mata. Tapi jujur aku tak mau dan tak mampu melepas ikatan yang tumbuh dengan sendirinya didermaga hati ini. Tidak kah kau menyadari betapa sakitnya hati bila seorang yang diharapkan begitu saja tak ada kabar beritanya. Namun semua itu ku anggap sebagai pembelajaran untuk membuat diriku kuat dan tetap yakin kau adalah pilihan hati dan pilihan dariNYA.
Ketika dirimu akan melangkah girang menyambut uluran tanganku,petir menyambar bagian jalan hidupmu. Mungkin pikirmu jadi kacau karena takdirNYA, mungkin niatmu pun tak terbayang lagi dibenakmu, mungkin hari itu hari yang membuatmu tak mampu mengkhayal apa-apa selain doa dan ketegaran, mungkin kehadirankupun tak mampu buatmu ceria, mungkin ini adalah ujian hidup untuk mencapai kesuksesan yang akan kau raih kelak, mungkin ini derita terberat yang kau alami, mungkin kegelisahan,kegundahan,dan kebingungan menyergapmu seketika, tapi pasti ini yang terbaik untuk beliau.
Mengapa rintihan hati tak kunjung berhenti menangis mengais tersendak tertatih hampir jatuh kedalam jurang nestapa. Apa rengekan hatiku dan hatimu tak terbaca oleh sekitar yang lebih dulu menata hidup. Ketika niat hati diutarakan ada saja halangan menerpa. Bukan hanya dari sisimu, dari sisiku terlebih  menyakitkan. Sajadahku hampir basah oleh genangan air yang terus mengalir ketika lelah menyergap. Ku yakin kau juga merasakan hal yang sama.
Sekilas perjalanan itu begitu rumit. Sungguh aku tak mampu membaca makna apa yang terlukis dalam kisah ini. Begitu banyak yang nampak apalagi yang tak tampak. Semuanya sudah kita lalui dan kini telah satu bulan telah kita jejaki dunia ini bersama. Manis pahit itu adalah dunia kita.
Suamiku…
Aku mencintaimu lahir bathin. Izinkan diri yang kecil dan hina ini terus berbakti ingin merengkuh hidup bersamamu sampai habis masa. Izinkan diri ini yang ilmunya hanya setetes air dilautan menggapai mimpi masa depan bersamamu. Bersama prajurit-prajurit kita kelak. Bersama Ridho dan RahmatNYA tentu.
Suamiku…
Tak ada kata-kata lagi yang ingin kusampaikan,karena mungkin kata-kata tak mampu mewakili bahagianya diri ini hidup bersamamu. Tetap sabar dan ikhlas yang ku pinta darimu kini. Karena mungkin wanita ini terlalu angkuh untuk kau nasihati. Karena mungkin egoku masih melambung tinggi diatas sana.
Suamiku..
Ajari aku untuk lebih bisa menatap hidup ini dengan penuh syukur kepadaNYA. Karena mungkin hati wanita selalu menginginkan lebih dan lebih. Ajari aku untuk tetap istiqomah dijalanNYA,karena mungkin jiwa wanita selalu tak lurus bila tak ada yang membimbing. Ajari aku untuk mencintaimu karena cintaku kepadaNYA,karena mungkin cinta wanita terkadang cinta karena nafsu dunia.


Suamiku…
Tatap mataku lekat-lekat, genggam jemariku erat-erat, dan ku mohon bisikkanlah kata cinta untukku dari bibirmu. Bacakan doa agar aku bisa menjadi bidadari dunia dan akhiratmu serta ibu yang patut diteladani dan dicintai oleh prajurit-prajurit kita kelak.

(Lanjut 30 Oktober 2010)

Suamiku...
Terkadang hidup tak selurusan garis ketika kita melukis. juga kadang tak seindah khayalan hati ketika kita bermimpi. Namun semua dapat kita jadikan seperti apa yang telah kita cita-citakan bersama,tentu dengan semangat dan kerja keras kita.  
Suamiku…
Maafkan aku bila diri ini belum bisa menjadi apa yang kau inginkan.tapi yakinlah wahai suamiku, wanita yang kau pilih ini akan selalu mendukungmu dan bersama-sama kita menuju jalan yang penuh RidhoNYA,tentu dengan doa dan ikhtiarmu juga.
Suamiku…
Satu bulan telah berlalu,namun belum ada tanda-tanda dari rahim ini berisi benih cinta kita. Kuharap janganlah kecewa wahai suamiku,kita harus tetap sabar dan terus berusaha,Insya Allah tak ada yang sia-sia dengan semuanya.. ^,^




Dari: Istrimu, Cantikmu, Bunda dari anak-anakmu,,
Yulita Widya Ningsih…


3 komentar:

  1. Assalmu'alaikum mba yulita...
    suratnya bagus, sampe aku merinding baca yang diawal-awal dan terenyuh baca yang paling akhir... ^^

    kalo boleh tau kenapa mba bikin surat ini untuk suami? respon dia gimana waktu itu ^^..

    Salam Kenal.. Mirna ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaykumussalam mbak mirna...
      Aiiih... jadi malu saya ^_^
      Waktu itu cuma bikin aja mbak,,soalnya kisah cinta kami penuh lika liku,,tsaaah... beberapa kisahnya sudah saya ceritakan di dalam blog ini. Memang awal2 bikin blog isinya hanya curhatan dan notes2 biasa. Tapi kesininya sudah lumayan berbobot lah mbak,,walaupun masih gak jelas juga,,hihihi..

      Salam kenal kembali mbak,,saling follow yuk ^_^

      Hapus
    2. Oya,respon suami gak bisa berkata-kata mbak ^_^ :D :P

      Hapus

Terimakasih atas kunjungannya ya..
Silahkan tinggalkan komentar sesuka hati asal sopan dan tunggu kunjungan balik saya ke blog teman-teman^^