Rabu, 25 April 2018

Danau Laut Tawar, Tekengon



Saya akan sedikit bercerita tentang kenangan berwisata ke Danau Laut Tawar saat saya masih tinggal di Aceh dulu. 

Kami pergi menggunakan APV bersama 2 keluarga teman kantor suami. Jadi bisa dibilang rame bangetlah. Apalagi ada 4 anak balita dalam satu mobil. Kebayang kan gimana suasanya? WOW banget pastinya..hehe.

Danau Laut Tawar berada di Takengon, Aceh Tengah. Danau yang biasa disebut Danau Lut Tawar oleh masyarakat Gayo ini mempunyai luas kira-kira 5.472 hektare dengan panjang 17 km dan lebar 3.219 km. Pantas saja waktu yang kami butuhkan untuk mengelilingi danau ini sekitar 4 jam. 4 jam dengan sesi foto-foto pastinya :D

Untuk volume airnya kira-kira 2.537.483.884 m³ (2,5 triliun liter). Katanya,di danau ini terdapat populasi ikan Deupik,ikan sebesar ibu jari yang hanya ada di danau ini.

Menikmati keindahan danau ini,rasanya tidak dapat digantikan oleh "mata" kamera. Sebagus dan secanggih apapun kamera teman-teman,hasilnya gak akan pernah seindah mata asli memandang.




Ada 3 tempat wisata sejarah di seputaran danau ini. Pertama,Gua Loyang Koro. Gua yang menurut narasumber artinya gua Kerbau,dahulu merupakan jalan alternatif yang menghubungkan kota Takengon dengan kampung Isak. Gua sepanjang 35 km ini pernah menjadi tempat persembunyian para pejuang islam. Bahkan Sultan Aceh juga pernah bersembunyi untuk menghindari agresi tentara Belanda saat itu.


Di Gua Loyang Koro ini kami tidak sempat menikmati keindahan di dalamnya,sebab untuk mencapai gua harus turun melewati jalan setapak yang cukup curam. Mengingat kami 3 keluarga membawa anak balita semua,jadi niat ke gua ini di urungkan. Hanya berfoto-foto saja di depan gapura pintu masuk jalan setapaknya ;D

Yang kedua,pacuan kuda tradisional. Sayang sekali waktu kemarin saya kesini,pacu kuda tradisional ini sudah tidak ada lagi. Hanya tertinggal monumen kuda yang nyaris rubuh. Padahal pacuan kuda tradisional ini didirikan pada tahun 2007,usianya masih muda tetapi tidak awet,mengenaskan :(



Yang ketiga ada Gua Putri Pukes. Dari sini pula awal mula Danau Laut Tawar terjadi. Alkisah dulu di Takengon pernah ada sebuah kerajaan. Di kerajaan itu ada seorang putri bernama Putri Pukes. Putri Pukes mencintai seorang pria dari kerajaan lain tetapi hubungan mereka tidak disetujui oleh orang tua Putri Pukes. Sang putri tetap teguh dengan keinginannya,akhirnya terjadilah pernikahan. Saat Putri Pukes akan pergi menuju kerajaan suaminya,orang tua yang dari awal hubungan mereka tidak setuju berpesan,"Jika kau sudah pergi meninggalkan kerajaan ini janganlah sekalipun engkau palingkan wajahmu ke belakang ". Sang putri yang saat itu bimbang antara sayang dengan orang tuanya serta cinta pada suaminya tidak dapat menahan kesedihannya. Serta merta saat perjalanan yang dikawal oleh beberapa prajurit itu sang putri tidak sadar memalingkan wajahnya ke belakang. Bersamaan dengan itu datanglah petir yang diiringi hujan lebat. Para pengawal menganjurkan sang putri untuk berteduh di sebuah gua. Setelah hujan reda,mereka melanjutkan perjalanan,para pengawalpun memanggil putri yang berdiri disudut sendirian. Tapi dipanggil berkali-kaki sang putri tidak menyahut,ternyata setelah di datangi badan sang putri sudah mengeras seperti batu. Sekarang patung sang putri sudah membesar dibagian bawahnya. Bagian bawah badannya yang membesar itu katanya diakibatkan air mata sang putri yang sampai sekarang kadang-kadang masih menetes. Akibat hujan deras tadi terjadilah Danau Laut Tawar yang sekarang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Begitulah sekilas ceritanya :)

Di Gua Putri Pukes ini kami juga tidak masuk ke dalam guanya. Menimbang guanya sangat kecil,gelap dan... bahaya kalau untuk anak balita. Jadi seperti yang kami lakukan di Gua Loyang Koro,hanya berfoto-foto saja di pintu masuknya :D

Jejeran dan kombinasi bukit nan indah,udara sejuk dan segar serta hamparan rumput yang menghijau sangat tepat dinikmati bagi yang ingin liburan di alam terbuka. Liburan yang sangat murah meriah tentunya.

Ikon kota Takengon "Gayo Highland". Sebuah dataran tinggi masyarakat Gayo

Bergaya dulu ah... ^^

Oya,kenapa danau ini disebut danau laut tawar? Karena sejauh mata memandang hanya hamparan air bagai samudera. Tidak ada ujungnya,luas seperti lautan. Rasa airnya tidak asin alias tawar,jadilah danau ini dinamakan Danau Laut Tawar :)

Setelah seharian menikmati pemandangan yang indah,di perjalanan pulang kami mampir ke salah satu pondok yang menjual durian. 1 duren disini harganya hanya sepuluh ribu rupiah,yang paling besar dihargai hanya tiga puluh ribu rupiah. Waow.. bagi pecinta durian,disini surganya :D


Santap duren dulu aaah ^_^
Yuk buat teman-teman yang hobi jalan-jalan,belum lengkap loh kalau belum ke Danau Laut Tawar ini. Gak bikin kantong jebol,karena masuk ke danau ini tuh gratis tis tis. Teman-teman akan dimanjakan dengan udara yang sejuk,bersih dan segar. Dijamin teman-teman akan terkagum-kagum ^_^

Oya,kalau mau lihat pemandangan lainnya,bisa dilihat di sini ya,,itu dokumentasi saya saat pertama kali ke Danau Laut Tawar tahun 2010 lalu. Ini cerita ketika tahun 2014, mungkin sekarang sarana dan fasilitas sudah jauh lebih baik.

#onedayonepost
#ODOPbatch5
#tantanganpekankeempat
#kelasnonfiksi

2 komentar:

Terimakasih atas kunjungannya ya..
Silahkan tinggalkan komentar sesuka hati asal sopan dan tunggu kunjungan balik saya ke blog teman-teman^^