Selasa, 13 Maret 2018

Rindu yang Sempurna #8 : Dia itu Farki

Aku harus segera bertindak. Okeyh! Dengan cepat aku kembali berdiri kemudian bergegas berlari mengejar Kak Zaki. Kulirik jam tangan, sudah pukul 07.58. Biarlah kali ini aku terlambat masuk kelas dan berharap semoga Bu Dendi juga terlambat masuk ke kelasku.

Aku terus berlari kecil mengejar Kak Zaki. Walau ku tahu, langkahku terhalang oleh rok. Dan... hyaampuunn ikatan tali sepatuku lepas. Mengapa disaat situasi genting seperti ini tali sepatu tidak bisa diajak kompromi. Oke baik, anggap tidak ada masalah dengan sepatu.

Masih dengan napas ngos-ngosan, aku mencoba memanggil Kak Zaki dari jarak 6 meter.

"Kak.. Kak Zaki, tunggu..!" aku memanggilnya tanpa rasa malu. Tak peduli dengan orang sekitar yang langsung menengok ke arahku. Ta... tapi... Aaargghh ada laki-laki berkacamata yang menjengkelkan itu. Dia melihat kearahku. Sumpah, rasanya pengen kututupi muka pakai toren.


By the way... Kemeja berwarna maron dengan aksen satu garis vertikal hitam dibagian kanan dan kirinya entah mengapa membuat si laki-laki itu terlihat gagah dimataku. Apalagi kulitnya yang putih semakin membuatku jatuh cinta dengannya. Hapah?! Jatuh cinta? Mmmmm...

Kak Zaki menoleh kearahku. Dengan raut wajah yang bingung, Kak Zaki membalikan badan dan langsung melangkah kearahku. Sebelumnya, sambil membetulkan tas ransel dipundaknya dia menengok ke kanan dan kiri seperti malu-malu. Kedua tangannya masih berada di pundak,memegang tali tas yang menyantol di bahu. Mungkin untuk menutupi groginya.

"Ada apa, Renata?" tanya Kak Zaki dengan suara amat kecil, nyaris berbisik.

"Kak.. Saya beneran mau ngomong sama kakak. Minta waktunya dikiiiit aja Kak!" Gila! Baru kali ini aku memohon kepada seorang pria selain keluargaku.

"Ada apa lagi? Kamu kan ada kuliah jam 8.." Kak Zaki masih berbisik. Matanya mengisyaratkan agar aku segera meninggalkannya.

"Zaki! Yuk!" Ada suara laki-laki yang memanggil Kak Zaki. Siapa? Omaaaakkk... Laki-laki itu. Kakiku sungguh terasa berat. Jantungku nyaris berhenti berdetak.

Kak Zaki menoleh ke arahnya kemudian mengangguk. Akupun kembali memandangnya tanpa berkedip. Dan kamipun saling berpandangan. Sempurna!

"Renata, jam 10 saya tunggu di musholah deh ya.." Suara Kak Zaki menyadarkanku. 

Otomatis aku gelagapan. Seperti kucing yang sedang menyeberang tetiba ada kendaraan di tengah jalan.

"Jam 10? Etapi saya mau nanya dulu, yang barusan manggil Kak Zaki itu siapa namanya?" Wuaaa... Aku tak tahu lagi harus bagaimana. Ini kesempatanku, memanfaatkan Kak Zaki untuk mengobati rasa penasaranku.

"Dia? Farki!"

Bersambung...

#onedayonepost
#ODOPbatch5
#tantangan
#tantangancerbung8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungannya ya..
Silahkan tinggalkan komentar sesuka hati asal sopan dan tunggu kunjungan balik saya ke blog teman-teman^^