Senin, 26 Januari 2015

Suwer,Bukan Surat Cinta!

Saya ini termasuk tipe cewek kalem. Zaman SMP teman-teman saya sudah mulai genit atau mulai berpacaran dengan si anu atau si itu,saya tetap kalem. Memasuki zaman SMA, teman-teman saya naksir si anu atau si itu,saya masih kalem. Jujur saja,saya memang tipe wanita yang gak suka dengan kehebohan. Saya hanya menjadi tempat curhat untuk teman-teman yang lagi merasakan dag dig dug dengan cowok yang mereka taksir. Mereka selalu bercerita dengan nada girang sesekali diikuti suara lirih apabila cowok yang ditaksir sudah lebih dahulu jadian dengan cewek lain. ya,itulah saya. Ketika yang lain pada asyik naksir sama siapa atau jadian dengan siapa,saya hanya menjadi wadah curhatan mereka untuk menjadi pendengar yang baik. Bukan... Bukan saya tak punya hati untuk menyukai cowok,saya juga pengen kok merasakan indahnya dunia percintaan. Atau jangan bilang saya penyuka sesama jenis ya, No no! Tidak sama sekali. Eits,jangan katakan kalau saya jelek,gini-gini kalau dijejerin dengan Alisha Soebandono masih setara lah,paling cuma beda nol koma sekian. Nah.. Percaya kan kalau saya ini cewek normal, cewek tulen 100 persen. Terus,kenapa saya masih jomblo waktu itu,ya karena saya memang cewek kalem dan menunggu saat yang tepat untuk membuka hati kepada cowok yang tepat. Tsaaah...

Tak dipungkiri,ketika Nikmah bercerita dia naksir Dafi,sang ketua OSIS,dalam hati saya memang mengakui kepintaran Dafi. Pun ketika Rindi,mengaku naksir dengan bendahara ROHIS,saya pun manggut-manggut menyetujui kalau Rindi memang cocok dengan cowok itu. Lain lagi ketika Kiki bercerita kalau dirinya menyukai anak jurnalistik,sampai-sampai dirinya ikutan masuk ekskul jurnalistik padahal dia sama sama sekali tidak tertarik dengan bidang kejurnalistikan. Bukan hanya tidak tertarik,Kiki bahkan tidak mengerti apa yang harus dilakukan di ekskul tersebut. Hmmm... Ada-ada saja,cinta mengalahkan logika. Lalu bagaimana dengan saya? Ah,saya paling malas menjadi oranglain demi cinta. Adakah cowok yang saya taksir? Jujur saya katakan ada. Siapa? Rahasia... Hehehe.

Lagi-lagi,untuk kali ketiganya saya berpapasan dengan cowok berkulit putih,berkacamata dan.. manis,di anak tangga sudut sekolah. Iih.. Kok lucu ya cowok ini. Badannya tidak gemuk juga tidak kurus,bisa dikatakan sekal. Tidak terlalu tinggi juga,pas lah dengan saya yang tingginya hanya sekitar 155cm jika suatu hari nanti kami bersanding di pelaminan,hihi. Sekali dua kali ketika bertemu dengan cowok itu,saya tidak merasakan apa-apa. Sepintas melirik lalu sudah terbuang gitu saja. Namun untuk kali ketiganya,saya mulai merasakan ada sesuatu yang tidak beres di hati saya. Sebenarnya saya enggan mengakui,tapi hati menggebu-gebu ingin sekali sekedar menyapanya. Lalu... Lalu biarkan waktu yang menjawabnya,saya hanya ingin berkenalan dengannya. Titik.

Cowok itu,ternyata kakak kelas saya. Kami beda 1 tahun. Saya kelas 2 sedangkan cowok itu kelas 3. Dan mau tahu? Saya tidak pernah loh berkenalan dengannya. Bagaimana mau berkenalan,menyapa "halo" atau "hai" atau sekedar menganggukan kepala dan tersenyum saja kami tidak pernah. Kami hanya sekedar tahu. Saya tahu namanya,diapun tahu nama saya. Jika tak sengaja mata kami saling bertatapan,kami pura-pura buang muka. Dengar-dengar sih,dia itu cowok jutek,angkuh dan nyebelin. Suer,begitu review yang saya dapat dari orang-orang terpercaya. Karena saya gak mau dibilang cewek yang agresif,akhirnya saya hanya menikmati degupan cinta ini dari jauh. Ya,jauh. Saya hanya bisa memandanginya dari lantai 2. Soalnya kelas kami beda 1 tingkat,cowok itu di lantai 1.

gambar diambil dari blog adik kelas waktu SMA. Tiarabcde.blogspot.com
Ini penampakan gedung sekolah SMA kami
Sampai saatnya perpisahan kelas 3. Seperti ada yang mengganjal di hati saya,karena saya tidak mau cinta saya terbuang begitu saja,saya memberanikan hati menulis surat untuk cowok itu. Tapi catat ya,ini bukan surat cinta,tapi sekedar surat memperkenalkan diri dan bertanya apakah saya masih bisa berteman dengannya walau kami sudah tidak satu sekolah lagi nanti. Memang isinya bisa dibilang gak jelas. Sama sekali gak penting. Terkesan aneh dan maksa. Tapi ya itulah saya,saya hanya melakukan apa yang ditugasi hati. Kalau saya tidak melakukan hal ini,saya seperti dihantui rasa bersalah yang bertubi-tubi. Maka dari itu,untuk menenangkan hati saya sendiri,saya memberanikan menulis surat gak jelas tadi dan memberikannya langsung kepada cowok itu tanpa perantara. Dahsyat kan! Senekat itu saya,ujug-ujug ngasih surat kepada seorang cowok yang sepatah katapun belum pernah keluar dari mulut kami. Hebat!

Hari yang dinanti tiba. Surat dengan amplop berwarna biru muda sudah berada di saku kemeja saya. Saat di masjid sekolah,saya melihat cowok itu seorang diri. Dengan langkah berat,dada berdegup kencang,tangan dingin gemetar,saya memberanikan menyapa cowok yang sebagian besar review bilang dia itu jutek. "Kak..." saya memanggil lantas menghampirinya. Dia menoleh,melihat ke arah saya dengan tatapan tajam. "ini buat kakak",tangan saya menyodorkan amplop biru muda,tangannya agak sangsi menerima amplop itu,tanpa bersuara. "Baca ya kak.." mulut saya bersuara lantas dengan langkah agak cepat saya pergi meninggalkan dirinya yang sepertinya masih terpaku.

Keesokan harinya,ketika kami sama-sama di masjid sekolah. Saya pura-pura tidak melihatnya,cuek,dan berpikir yasudahlah,yang penting saya sudah melakukan tugas yang diperintahkan hati untuk sekedar menyapa dan mengirim surat walau isinya bukan surat cinta. "Yulita..!" seperti ada yang memanggil. Saya menoleh dan serrr... Hati berdesir. Cowok itu mengangguk isyarat dia menyuruh saya untuk menghampirinya. Kaki saya lemas,lutut saya seakan patah tak bisa untuk menegakan kaki. Sebisa mungkin saya pasang wajah biasa saja,walau tangan rasanya kaku tak bisa ditekuk. "bisa minta no hp kamu?",tanyanya. Aaakk... Kaki ini,seakan melayang,kepala saya serasa ditimpuki bunga-bunga segar nan harum. "bisa kak",saya menjawab pasti,kemudian saya sebutkan nomor hp saya. Tanpa saya bertanya balik berapa nomor hpnya. "boleh saya hubungin kan nanti?" duarrr!!! Geledeg dari mana yang menyambar hati saya,sedang langit panas cerah. "iya kak". Hanya itu jawaban saya. Saya sudah tidak tahu bagaimana bentuk wajah saya kala itu. Mungkin seperti warna merah udang rebus. Setelah bertanya demikian, dia pamit undur diri,saya masih terpukau terpaku bak manaking di toko. Semenjak saat itu,kami saling smsan untuk sekedar menanyakan kabar,bercerita kegiatan dia kuliah atau apa saja tanpa embel-embel kata jadian dan umbar kata-kata mesra. 

Hingga suatu hari,terucap darinya kalau kehadiran saya ini begitu mengganggu kehidupannya. Sontak saya kaget,kecewa dan sedih pastinya. Padahal bagi saya,berteman dengannya bisa memberi warna lebih indah di langit hati saya. Akhirnya saya menghilang perlahan,sms darinya tidak pernah saya balas. Biarlah... Mungkin memang belum waktunya saya merasakan cinta. Anggap saja ini cinta monyet atau cinta brontosaurus atau cinta hantu lebih tepatnya. Walau pikiran masih terngiang-ngiang wajah dan senyumnya,tapi hati saya sudah sakit,perih bak tersayat sembilu,ya mau gimana lagi. Mau dipaksa kayak gimana juga yang namanya cinta bertepuk sebelah tangan ya harus disudahi. End!

dok.pribadi
Cinta pertama itu unik,berkesan dan mengabadi sepanjang masa ^_^
Suatu malam di malam jumat. Hp saya berdering,saya lihat,ternyata telpon dari cowok itu. Saya masih saja merasakan degup di dada,pertanda masih ada rasa untuknya. Tapi saya sudah tak ingin berhubungan lagi dengannya,saya sudah kecewa berat. Telpon mati,karena tak diangkat. Saya taruh hp di atas kasur,kemudian saya silent. Berharap aktivitas saya tidak akan terganggu dengan deringan telpon darinya. Saya kembali belajar,kebetulan keesokan harinya saya ada try out fisika. Dari ekor mata saya,hp saya terlihat kelap kelip tanda ada telepon. Saya tetap tak menghiraukan.

Malam makin larut,saya menyudahi belajar malam itu. Saya mengambil hp untuk memeriksa kalau-kalau ada berita penting dari teman sekolah. Astagaa... 22 miscall dan 5 sms. Tentu saja dari cowok itu. tolong angkat telpon saya ya..! Begitu isi ke 5 smsnya. Saya lihat terakhir miscall baru 10 menit yang lalu. Hmmm... Saya bingung. Sementara hp masih saya pegang,tiba-tiba hp bergetar,telpon dari cowok itu lagi. Saya luluh,saya ingin mengangkat telpon darinya. Toh selama ini kan saya dan cowok itu tidak terjalin ikatan apa-apa. Jadi kenapa saya mesti marah? Dengan sedikit ragu akhirnya saya mengangkat telpon darinya. "iya.. Ada apa kak?" saya mencoba mengeluarkan suara sedatar mungkin. "lagi ngapain? Kok ga diangkat-angkat?" tanyanya dengan suara agak berat,sedikit berbisik. Saya menjelaskan kalau saya baru saja selesai belajar. Kemudian... "Maafin saya ya,saya cuma pengen kamu jadi partner saya untuk saling mensuport sekarang ini. Jujur,saya suka sama kamu. Tapi kita masih punya banyak cita-cita untuk bekal kedepannya. Jadi,saya pengen kamu jadi partner saya,yah!". Terus terang saya gak ngerti apa ucapannya,apa maksudnya dan apa tujuannya ngomong begitu. Kata-katanya saru,gak jelas. Tapi saya ge-er. Ini pertama kalinya ada cowok yang menelepon saya dan berbicara seperti itu kepada saya. Dada saya berdegup kencang,tangan gemetar. Apakah dia juga merasakan seperti yang saya rasakan? "kak.. Maksudnya apa ya?" suara saya pasti terdengar bergetar olehnya. "iya,maksudnya gitu aja. Saya gak pernah deket sama cewek. Ya kamu ini cewek pertama yang dekat sama saya. Saya mau kamu jadi cewek terakhir untuk saya. Yaudah yah,kamu istirahat,besok kan try out. Assalamualaykum!" suaranya tenang mengakhiri telpon. Ah... Benarkah ini yang namanya cinta? Rasanya bercampur aduk,antara senang,bingung,penasaran dan... Ah,saya makin cinta dengan rasa ini. 

Separuh windu mengenalnya,tanpa banyak bertemu. Di tahun 2010 kami menikah. Entah cinta apa gerangan yang kami miliki. Tetapi... Kami memiliki cerita unik tersendiri. Bagi saya,dia adalah cinta nekat pertama saya. Ya.. Kepadanya pertama kali saya memberi surat walau isinya bukan surat cinta. Dan bagi dirinya,saya adalah cewek pertama yang berhasil meruntuhkan dinding keangkuhannya. Ih.. PeDe amat ya dia. Dan bagi kami,cinta pertama sulit didefinisikan artinya. Karena,cinta pertama itu unik,berkesan dan mengabadi sepanjang masa. Oya, kalau bisa sih... cinta pertama jangan sampai bertepuk sebelah tangan yaa,hihi..  -,-v


9 komentar:

  1. aih, masya Allah so sweet.. ^_^
    Aisyah juga pernah suka sama seseorang tapi ga pernah diungkapin dan ga ada yang tau, hhe.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebaiknya memang tidak ada yang perlu tau aisyah,sampai waktu dan orangnya tepat menjadi pendamping kita,,uhuk :P

      Hapus
  2. Aduh senangnya cinta pertama lanjut ke pelaminan. Semoga langgeng ya mak

    BalasHapus
  3. Bahagianya cinta pertama berlanjut ke pernikahan. Semoga langgeng ya :-)

    BalasHapus
  4. cinta pertama dan selamanya

    BalasHapus
  5. so sweet <3 <3
    moga bertahan sampai akhir hayat ya mak :D

    BalasHapus

Terimakasih atas kunjungannya ya..
Silahkan tinggalkan komentar sesuka hati asal sopan dan tunggu kunjungan balik saya ke blog teman-teman^^