Rabu, 26 Juni 2013

Senasib Seperantauan

Lingkungan tempat tinggalku tergolong kawasan yang sepi. Sepi dalam artian tidak begitu ramai dengan kendaraan yang lalu lalang. Sebab,rumah kontrakanku berada di sebuah gang buntu yang hanya terdiri dari 6 buah rumah saja. Di gang ini,terdapat sekitar 7 orang anak yang usianya di bawah 13 tahun. Salah satunya bernama Khansa Nada Nafisah yang tempat tinggalnya bersebelahan dengan rumahku.

Saat ini,usia Khansa 3.3 tahun. Ia anak yang periang,cerdas dan manis. Di umurnya yang masih balita,ia sudah pandai godain orang,ngusilin orang dan mengkritik orang jika ia tahu kalau yang di lakukan orang itu salah. Salah satu contoh cara ia menggoda adalah,ketika beberapa hari lalu Athar sedang main bersama Khansa,tiba-tiba Khansa merogoh saku celananya dan berkata "Apa ya ini..apa ya ini.." sambil tertawa riang plus ngeledek Athar. "permen ni..permen ni.." ucapnya lagi kali ini disertai dengan mencolek-colek tangan Athar. Wah,aku sebagai bundanya Athar melihat tingkah Khansa yang menggemaskan itu jadi geli sendiri. Aku tahu Khansa hanya bercanda dan tidak sungguh-sungguh memberikan permen kepada Athar karena Khansa mengerti kalau Athar belum bisa makan permen daaaan... Aku juga tidak tahu apakah yang di saku celananya itu ada permen beneran atau tidak karena Khansa tak mengeluarkan permennya itu.Hehehe. Duh..anak ini,,pinter sekali godain Athar. Dilain waktu,ketika Athar sedang duduk di sepedanya Khansa,Khansa ngelitikin kakinya Athar sambil berkata "kaki siapa ini..kaki siapa ini.." tawanya yang riangpun membuatku menahan geli. Ih.. lucunya anak ini.

Khansa,adalah putri pertama dari kawan seperantauanku. Sama seperti aku,ibunya Khansa bertandang ke kota ini juga karena ikut suami yang dinas disini. Itulah sebabnya kami senasib seperantauan,hehehe. Hidup merantau jauh dari keluarga membuat kami memahami satu sama lain. Saling mengerti kondisi anak adalah salah satunya. Karena memang anak-anak kami dibesarkan hanya dengan kedua orang tuanya,tanpa campur tangan dan bantuan dari nenek kakeknya atau saudara yang lain. Pun mengurus anak jika ayah-ayahnya kerja hanya seorang diri. Tak jarang jika harus menahan buang air karena si anak (lagi seneng-senengnya berdiri tapi belum bisa jalan) lagi asyik bermain,jika di tinggal takut jatuh,terbentur ataupun kejepit. Tak jarang pula makan sesuap terus berlari mengejar anak lalu kembali menyuap lagi. Tak jarang menyelesaikan pekerjaan rumah (menyetrika dan/atau mencuci piring) sampai larut malam setelah menina bobokan si anak. Dan tak jarang bila sholat harus dengan menggendong si anak. Wow.. semuanya kami lalui dengan amat sangat seru,hehehe.

Rasa bahagia dan bangga menyelimuti pastinya jika kami berhasil mendidik dan menjadikan anak-anak kami tumbuh menjadi anak yang sesuai harapan kami. Semoga,kami selalu diberikan kemudahan,kesehatan dan rezeky yang melimpah lagi halal oleh Alloh SWT untuk menjaga,merawat dan menjadikan anak-anak kami manusia pilihan yang mencintai dan dicintai olehNYA,,Aamiin yarobbal'aalaamiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungannya ya..
Silahkan tinggalkan komentar sesuka hati asal sopan dan tunggu kunjungan balik saya ke blog teman-teman^^