Semalem ada temen yang sms aku, tiba-tiba aja dia nanyain arah kiblat yang berubah. ehmm...sebenarnya berita ini cukup menarik perhatian dari setahun yang lalu lah kira-kira. Apalagi banyak gempa yang terjadi di Indonesia. Tapi aku tidak begitu mempermasalahkannya sebab kupikir tidak terlalu penting juga dengan perubahan ini. Paling hanya bergeser beberapa derajat,dan aku bisa sedikit merubah posisinya. Selesai. aku tidak mau terlalu mempermasalahkan hal ini,karena bagitu yang penting aku sholat dan berupaya sebisa mungkin menghadap kiblat. Tapi juga bukan karena aku tidak mau tahu,hanya saja aku yakin Allah Maha tahu,Insya Allah tidak mengurangi pahalanya kok. yang jadi masalah justru apabila kita tidak melaksanakan sholat,hehehe.
Yapz,kembali lagi ke masalah kiblat tadi. Aku ingat betul ketika aku kecil guruku pernah memberi tahu 'kalo sholat tuh jangan 100% ngadep barat ya anak-anak,tapi sedikit di serongin ke kanan'.
yah,namanya juga anak kecil boro-boro nanya 'kenapa bu/pak guru? kok harus begitu?' udah sholat aja udah untung,hihihi ;p
baru deh ketika ku beranjak dewasa (ciee) aku mengerti dengan sendirinya kenapa kalo sholat agak diserongin ke kanan gitu. Ternyata dari Indonesia arah ka'bah tidak pure ke arah barat tapi menghadap ke barat laut. karena arah barat itu bukan daerah saudi arabia melainkan afrika. oooh,jadi itu maksudnya yah. Tapi aku juga ga tau detailnya berapa derajat.
nah,,gara-gara temen yang sms semalem nih,,akhirnya coba ku cari tau lah gimana yang benarnya. biar dia ga keder katanya.hehehe.
beritanya bisa diliat disini
Bagi aku pribadi sih, sebenarnya kalo cuma masalah ketepatan presisi derajat geografis menghadap ke Ka’bah yang terletak di kota Mekkah, bukanlah sebuah hal yang perlu diperdebatkan. Ingat aja, di masa Nabi,Islam telah menyebar hampir ke seluruh jazirah Arab. Di masa itu tidak ada alat ukur geografis canggih. Kompas aja masih tradisional. Jadi, penentuan kiblat pun masih kira-kira. Demikian pula dengan penentuan arah kiblat berbagai masjid kuno, termasuk di Indonesia. Jadi, sebenarnya bukan arah kiblatnya bergeser, tapi terjadi ketidak-tepatan atau kekurang-akuratan arah geografis kiblat di sejumlah masjid, terutama yang dibangun di abad pertengahan atau malah lebih awal lagi. Mungkin itu yang dapat aku simpulkan.
Sungguh Kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan palingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Maka palingkanlah wajahmu kearah Masjidil Haram. …
Meski begitu, tidak pernah ada sebuah perintah yang menegaskan keharusan presisi secara geografis untuk menghadap kiblat ke Ka’bah di Mekkah. Karena para ulama pun sepakat dalam keadaan tidak tahu arah kiblat atau melakukan shalat di perjalanan dalam artian,kita bisa sholat pada kendaraan yang bergerak, menghadap ke mana pun tidak masalah. Maka, tidak menjadi persoalan besar apabila ada masjid yang meleset 1-2 derajat dalam menentukan arah kiblatnya.
firman ALLAH SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 115:
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, kemanapun kamu menghadap disitulah Wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Jadi sudah jelas lah, terlalu mempersoalkan arah kibat yang harus tepat 100% aku pikir hanya mengacaukan ketenangan umat Islam saja. Sekarang yang terpenting adalah sempurnakan sholat dan sebisa mungkin menghadap kiblat.hehehe...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungannya ya..
Silahkan tinggalkan komentar sesuka hati asal sopan dan tunggu kunjungan balik saya ke blog teman-teman^^