Kamis, 28 November 2013

Nasib si Koin

Seratus rupiah,dua ratus rupiah,lima ratus rupiah dan seribu rupiah,mereka adalah nominal uang yang berbentuk koin. Ya,koin. Jika ia berada di dalam dompet, keberadaannya sangat mengganggu. Hanya membuat dompet terlihat tebal dan terasa berat sedangkan nilainya tak seberapa. Jika ia berada di dalam saku,pasti akan menghasilkan suara "kricik-kricik" ketika si majikan berjalan atau sedang mengambil sesuatu dari dalam sakunya. Juga ketika ia dijadikan alat untuk membayar sesuatu,terkadang yang menerimanya bermuka masam bahkan bisa saja ia ditolak. Ah.. sungguh malang dirinya,ada namun seperti tiada di bumi ini.

Berikut salah satu kisahku bersama si koin ini. Dua tahun yang lalu,suamiku membayar parkir dengan 5 keping koin dua ratus rupiah. Alhasil,koin itu di lempar di

Selasa, 26 November 2013

Dua Pekan Lalu

Orangtua mana yang ingin anaknya sakit? Aku rasa semua orangtua menginginkan anaknya sehat,pintar dan ceria setiap saat. Tapi apa daya,yang namanya hidup pasti sakit akan melanda. Seperti dua pekan lalu,saat Athar ditinggal satu minggu dinas keluar kota oleh ayahnya. Pada hari ke tiga tepat di hari rabu,Athar terserang diare. BABnya encer bahkan sangat-sangat cair hingga diapers saja tak mampu menahannya. Athar juga tidak mau makan karena setiap makanan yang masuk ke mulutnya,pasti keluar..muntah. Badannya demam.

Aku seorang diri,bingung dan panik apa yang harus aku lakukan. Suhu tubuh Athar saat itu 38.6·C. Tak banyak berpikir,aku harus memberi Athar sanmol,sirup penurun panas untuk bayi. Di rumah,sudah tersedia sanmol,tapi

Senin, 04 November 2013

Fenomena Duduk 'Ngangkang' di Lhokseumawe

Aturan "Larangan duduk ngangkang  di Aceh" pertama kali dipelopori oleh kota Lhokseumawe,kota dimana saat ini aku berpijak. Aturan ini sudah diberlakukan dari akhir tahun 2012 lalu. Apa sebenarnya tujuan dari aturan ini? Perlukah aturan ini dibuat? berjalan dengan semestinyakah? efektifkah?

Sebelum aku berpendapat secara pribadi,baiknya kita intip dulu isi keseluruhan dari aturan tersebut:

Jumat, 01 November 2013

Aplikasi Photo

Utak atik foto zaman sekarang gampang banget ya,foto bisa diperbanyak,diubah-ubah,dipotong-potong,ditumpuk-tumpuk,ditempel-tempel,ah pokoknya macam-macamlah sampai bingung mau diapain lagi,hehe.

Dulu,aku inget banget waktu kecil masih pakai kamera apa ya namanya,yang masih pakai film gitu,jadi dicuci dulu baru bisa di cetak. Kurang paham sih gimana cara kerjanya. Yang aku tahu,kalo abis jeprat jepret ga bisa di lihat hasilnya terus kalau mau mfoto mesti ngeker dulu,hihi. Boro-boro bisa di edit,kadang pas udah kecetak aja fotonya kebakar. Sedih deh kalau pas liat hasilnya jelek :(